Jumat, 13 April 2012

Polisemi Dalam Bahasa Arab


1.      Polisemi (اشتراك اللفظى).
          Polisemi menunjukkan bahwa suatu kata memiliki lebih dari satu makna. Misal, kata bisa yang berarti ‘dapat’ dan ‘racun’. Perhatikan contoh berikut:
1.      Ular berbisa.
2.      Dia tidak bisa datang.
Kata bisa pada kedua contoh diatas dikatakan polisemi karna bermakna lebih dari satu. Contoh lain: kata pukul bermakna: (1) jam (pukul tiga mereka dating), (2) kegiatan memukul (pukul saja kalau berani).[1]  
          Secara etimologi kata polisemi (Indonesia) diadopsi dari polysemy (Inggris), sementara Polysemy diambil dari bahasa yunani: “poly” yang artinya banyak atau bermacam-macam, dan “semy” yang berarti arti.
          Sedangkan secara terminology, polisemi menurut Palmer (1976 : 65) didalam pateda, menyebutkan: It is also the case that same word may have a set of different meanings. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan, Bahwa polisemi adalah: “Bentuk bahasa (kata, frase dsb) yang mempunyai makna lebih dari satu.
          Dalam kajian linguistik arab, Taufiqurrochman menyebutkan dalam bukunya, Bahwa polisemi adalah:[2]
البوليسيمي:هو عبارة عن كلمة واحدةلها اكثرمن معني
          Polisemi(Ta’addud Al-Ma’na) adalah sebuah kata yang maknanya lebih dari satu, sebagai akibat adanya lebih dari sebuah komponen konsep makna pada kata tersebut. Misalnya, kata kepala yang mengandung konsep makna, selain bermakna: (1) anggota tubuh manusia/hewan, juga memiliki makna (2) pemimpin/ketua, (3) orang/jiwa dll.
          Dalam bahasa arab, Polisemi disebut juga اشتراك اللفظى / Isytirak al-lafzi. Karena menurut Wafi, yang dimasud dengan اشتراك اللفظى adalah:
للكلمةالواحدةعدةمعان تطلق على كل منها على طريق الحقيقةلاالمجاز
Artinya: “satu kata mengandung beberapa arti yang masing-masingnya dapat dipakai sebagai makna yang denotative (hakikat) dan bukan makna konotatif (majaz).
          Kata “الخالmisalnya, bisa berarti: paman, tahi lalat diwajah, awan dan onta yang gemuk.
          Ya’qub mendefenisikan Musytarak yaitu: “Setiap kata yang mengandung lebih dari dua makna, antara yang satu dengan yang lain tidak ada persamaan”.[3]
          Dalam bahasa arab, misalnya kata عين mengandung beberapa komponen konsep makna, yakni mata/panca indera (عين البصر), sumur/mata air (البئر), mata-mata (الجاموس)  ,bulatan matahari ( الشمشقرص).
          Contoh lain, kata يد  yang juga mengandung beberapa komponen konsep makna, Selain bermakna tangan/organ tubuh (عضو)  juga bermakna kekuasaan (قوة). Sebagaimana pada Firma Allah Swt:
والسماء بنينها باءيد وانا لموسعون
         “Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan kami dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa”.[4]
          Adapun faktor-faktor penyebab banyaknya polisemi dalam bahasa arab , dapat disebutkan sebagai berikut:
  1. 1.      Lebih diakibatkan karena banyaknya macam-macam dialek dalam bahasa Arab, Sementara banyaknya dialek tersebut lebih dikarenakan oleh banyaknya kabilah dalam bangsa Arab.
  2. 2.      Karena perkembangan fonem (bunyi) dalam Bahasa Arab, baik itu terjadi karena naqish (pengurangan), ziyadah (penambahan) maupun naql al-harfi (pergantian huruf).
  3. 3.      Perubahan sebagian kata dari arti yang hakiki kepada arti yang metaforis, karna adanya keterkaitan arti dan seringnya dipakai arti metaforis tersebut menjadi kata hakiki.
  4. 4.      Perubahan morfologi (tashrif) yang terjadi pada dua kata yang sama bentuknya. Dari bentuk tersebut timbul arti yang bermacam-macam karena perbedaan bentuk mashdar-nya.[5]



          [1] Fatimah Djajasudarma, semantic 1 pengantar ke arah ilmu makna, (Bandung: Eresco, 1993), Cet. 1, h. 43.
          [2] Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, (Malang: UIN – Malang press, 2008), h. 71
          [3] Sahkholid Nasution, Pengantar Linguistik analisis teori-teori linguistic dalam bahasa arab, (Medan: IAIN PRESS, 2010), h.140-141
          [4] Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, (Malang: UIN – Malang press, 2008), h.72-73
          [5] Sahkholid Nasution, Pengantar Linguistik analisis teori-teori linguistic dalam bahasa arab, (Medan: IAIN PRESS, 2010),  h.142-143

1 komentar:

  1. mungkin lebih baik jika di tambah pembahasan nya mengenai faktor" dan penyebab dari terjadinya mustarok lafdhi

    BalasHapus